
Ekspor Ikan Kerapu dari Natuna ke Hongkong-China Terhenti: Nelayan Teriak, KKP Beri Penjelasan
Bisnon.com, kegiatan lunak yang menghalangi laut dengan menunjukkan kekuatan perang dari perang dari perang dari perang.
Kepala Batam Maritime dan Psdkp) Semelj Sandi RundupadadAdangadang
“Informasi yang kami terima, satu alasan karena Pemerintah Beijing dijinakkan di Hong Kong antara hari Sabtu.
Akibatnya, kapal berasal dari Hong Kong tidak pergi ke pelabuhan pengisian daya di Natuna dan Anambas untuk menghapus tagihan ekspor. Situasi serupa juga dialami oleh Zona Bitung, Makassar, Tarakan, dan Manado.
Beberapa perusahaan mengubah jalan udara terus mengekspor ikan, terutama untuk sorotan seperti Sorotan Sunu. Namun, biaya transportasi sangat mahal, sekitar RP. 35.000 per kilok dari Hong Kong. Untuk truk berat 25 kolik, tetapi sekitar 8 kilogram ikan saat air istirahat.
Biaya pengiriman eksekutif transportasi mahal. Takut jika itu juga dipaksa untuk mengirim, biaya bisnis akan hilang. “
Berbeda dengan kerapu Sunu, jenis harimau ditanam kerapu dengan memancing dan anamba dikirim melalui udara atau dikirim melalui udara.
Semuel mengatakan, kondisi ini tidak hanya berbahaya bagi nelayan dan pemerintah yang kehilangan kemampuan mengekspor kegiatan di tepi laut.
Ini telah dilaporkan sebagai masalah federal sebagai solusi untuk masalah antara kementerian antara kementerian antara kementerian antara kementerian dan penangkapan ikan (KKP) dan pemerintah Cina.
Semuel itu berkata, “Kami melaporkan situasi ini ke pusat. Resolusi federal karena terkait dengan dua negara.”
Sementara itu, beberapa nelayan bertanya dan Anambas tidak nyaman karena pengangkutan perahu yang tidak mengirim.
Keluhan Nelayan
Dalam peluang luar negeri, pemimpin pemimpin di wilayah Kepulauan Riau dari Asosiasi Rakyat Tiongkok (RRT).
Surat itu sebelumnya dikirim ke kantor kedutaan Cina di Jakarta minggu ini.
“Dengan benar, kami mengirim surat aplikasi pada 26 Mei, Eco.
Dia menuruni surat aplikasi untuk menanggapi pulau Riau Hnsi adalah kerusuhan oleh petani yang tinggal di Natuna, Anambas dan Bintan. Dia menjelaskan bahwa sejak Maret 2025 hingga saat ini, diekspor, pelayaran kehidupan dari Hong Kong tidak datang ke wilayah itu.
Periksa berita dan artikel lainnya di Google News and Wave