
Jelang IHSG Dibuka, Analis dan BEI Minta Investor Jangan Panik
Bannis.com, Yakarta – Di tengah -tengah ketidakpastian global yang semakin besar karena kebijakan presiden AS, Donald Trump, dikatakan bahwa beberapa kelompok investor mulai khawatir tentang pergerakan Indeks Harga Tindakan Komposit (CSPI).
Bursa Efek Indonesia hanya dimulai lagi besok, Selasa (8/4/2025), setelah liburan panjang Idulfitris. Menurut data terbaru, JCI saat ini terletak di level 6.510.62 atau melemah 8,04% hingga tanggal (YTD).
Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia TBK. (Reli), kata Piyambada, mengatakan bahwa ada sejumlah bagian yang memprediksi bahwa IHSG memiliki potensi untuk dipengaruhi oleh mobil terendah dalam penolakan sampai ada pemberhentian negosiasi untuk negosiasi sementara Salias.
Menurutnya, dalam kondisi pasar yang telah mengalami depresi sejak awal tahun karena sejumlah perasaan negatif, undangan panik akan benar -benar membuat situasi lebih buruk. Investor yang cenderung menjadi “pengikut” dapat berpartisipasi dalam penjualan saham dalam keadaan rugi dan membela kerugian.
“Jangan terlalu takut dengan kondisi ini. Pasang surut di pasar karena persepsi para peserta pasar dalam evaluasi perasaan di depan mata mereka. Para peserta pasar melakukan CSPI dan saham dari atas ke bawah, bukan karena itu hanya perasaan,” katanya Senin (7/4/5/2025).
Dia juga meminta investor dan pedagang untuk tetap tenang dan secara objektif mengevaluasi kondisi pasar. Jika tidak pasti, investor dapat memilih untuk menunggu dan melihat dan sementara instrumen seperti bunga atau reksa dana di pasar uang masuk.
“Yang penting adalah tetap optimis bahwa badai ini akan terjadi. Kami memegang pasar, bahkan tidak menakuti pemain pasar lain,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (IDX) Jeffrey Hendrik juga meminta investor untuk tidak panik karena bursa saham di Asia yang juga terpapar harga impor dari Amerika Serikat tidak mengalami efek yang signifikan.
Berdasarkan data, beberapa harga harga saham di negara -negara Asia mencatat hanya melemahnya tipis mengikuti mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan penting pada hari Rabu (2/4/2025).
Misalnya, indeks Shomp dalam pertukaran Shanghai turun 0,24% menjadi Jumat (4/2025). Indeks HSI dalam pertukaran Hong Kong jatuh 1,52%, indeks KOSPI di Korea Selatan turun 1,61%dan indeks Sensex di India mengoreksi 1,64%.
“Jika kita mengamati data, harga tinggi dibebankan ke negara -negara Asia yang tidak mengalami dampak negatif yang signifikan. Faktanya, pertukaran di Eropa dan Amerika cukup dalam,” kata Jeffrey dalam sebuah pernyataan tertulis.
Beberapa harga saham penting di bursa saham Eropa dan AS telah mencatat melemahnya yang kuat. Indeks CCMP di NASDAQ turun 11,44%, indeks SPX dalam S&P 500 turun 10,53%, dan indeks DJI di Dow Jones turun 9,26%.
Sementara itu, indeks CAC dalam pertukaran Prancis turun 7,43%, indeks DAX di pertukaran Jerman turun 7,81%, dan indeks IBEX dalam pertukaran Spanyol runtuh 6,95%.
Dengan kondisi ini, Jeffrey juga meminta investor untuk tetap diam dan rasional untuk membuat keputusan investasi.
“Investor tidak panik. Mereka melakukan analisis yang cermat dan membuat keputusan investasi yang rasional,” pungkasnya.
Emisi Kewajiban: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mengundang untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bannis.com tidak bertanggung jawab atas semua kerugian dan keuntungan yang berasal dari keputusan investasi pembaca.
Lihat Berita dan Artikel Lainnya di Google News dan WA Channel