
OJK Pastikan Eksposur Tekanan Rupiah Tak Berdampak Signifikan ke Bank
PORTALTERKINI, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa paparan langsung ke bank relatif rendah dalam risiko nilai tukar, meskipun faktanya rupee dekat dengan tingkat RP dolar RP / AS.
Mengacu pada data yang diajukan oleh OJK, risiko pasar terkait dengan nilai tukar, yang sangat rendah pada Februari 2025.
“Ini jauh di bawah ambang 20%, menafsirkan bahwa paparan langsung bank relatif kecil,” kata pengawas perbankan OJK, Diana Ediana Rae pada konferensi pers OJK RDKB pada hari Jumat (2012.11.4).
Jadi, kata Dian, melemahnya nilai tukar tidak secara langsung mempengaruhi neraca bank. Dia menjelaskan bahwa ketika mata uang diselidiki, biasanya diberikan kepada debitur yang melakukan kegiatan berbasis ekspor, yang juga didasarkan pada mata uang asing.
“Ini, tentu saja, disebut [nilai alami] tertutup, sehingga tidak benar -benar menyebabkan volatilitas yang signifikan,” katanya.
Selain itu, situasi Demisia Neto Bank juga dikembangkan dalam posisi yang panjang. Artinya, dalam bentuk kualitas paparan bank, halaman kredit dan sekuritas yang dimiliki sebenarnya meningkatkan nilai aset bank jika ada kekurangan rupee.
Dian juga mengungkapkan bahwa bank domestik memiliki lebih banyak aset dalam mata uang asing daripada kewajiban mata uang asing. Efek paparan mata uang bank terhadap kepemilikan kredit dan sekuritas meningkatkan nilai perangkat bisnis dalam depresiasi rupee sebelumnya. Ini memicu peningkatan profitabilitas bank.
Pernyataan ini mengacu pada data OJK oleh Dian, yaitu pertumbuhan mata uang DPK, yaitu pinjaman mata uang asing, yaitu 16,30% (tahun ke tahun/yoy) dan 7,09% (YoY), sehingga tingkat pinjaman (LDR) meningkat menjadi 81,43%, dibandingkan dengan 74,98%.
Pengawasan langsung dari modal minimum sangat penting
Dalam situasi ini, OJK sangat mementingkan konsultasi mendalam antara pengawas dan bank individu. Dia mengklaim bahwa OJK telah melakukan ini untuk waktu yang lama.
“Kami [OJK] menerapkan pendekatan untuk membawa pengawasan yang lebih intensif untuk bank,” kata Dian.
Sejauh menyangkut nilai tukar, kata Dian, bank selalu didorong untuk melakukan kemampuan medis risiko yang kuat dengan melakukan tes stres. Yakin bahwa setiap bank harus melakukan tes stres secara teratur. Dengan membuat skenario yang berbeda dan pengurangan risiko yang lebih cepat.
Dian mengklaim bahwa bank juga harus mengembangkan modal tambahan di atas persyaratan manfaat modal minimum sesuai dengan profil risiko.
Ini bertindak sebagai penyangga atau penyangga dalam kasus krisis keuangan dan ekonomi yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi efek vlatilitas nilai tukar.
Banyak bank sebelumnya telah mengungkapkan strategi untuk mempertahankan likuiditas mata uang asing terhadap melemahnya rupee. Dalam perdagangan hari ini, Selasa (8/8/2012), nilai tukar rupee turun ke level RP16 891 sebesar 69,5 poin per dolar.
Misalnya, PT Bank Mandiri (Persero) TB. (BMRI), yang memiliki berbagai alternatif untuk pendanaan melalui strategi dana pihak ketiga, juga dikenal sebagai mata uang.
Sekretaris perusahaan Mandiri bank, M. Ashidiq Iswara, dipanggil bersama DPK, bukan dengan pembiayaan DPK atau pendanaan grosir melalui transaksi bilateral, transaksi klub atau penerbitan utang.
Transaksi klub adalah bentuk pembiayaan kredit sindikasi, yaitu pembiayaan yang melibatkan lebih dari satu bank sebagai pemberi pinjaman.
Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel