
Hari Perempuan Internasional 2025: Masih Banyak Tantangan yang Dihadapi Wanita di Indonesia
PORTALTERKINI, Jakarta – Pada Hari Perempuan Internasional pada tahun 2025. Penting untuk mengetahui potensi kesetaraan gender untuk mendorong pembangunan di Indonesia.
Selama Konferensi Nasional Wanita, yang berlangsung di Jakarta, pada hari Selasa (11/3/2025), dibahas bagaimana penguatan posisi wanita masih menemukan berbagai tantangan.
Memang, dalam berbagai data itu menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam perjuangan untuk memperkuat posisi wanita.
Sebagai contoh, Indonesia berhasil meningkatkan tingkat perkembangan seksual (GDI) dari 91,63 pada tahun 2022 menjadi 91,85 pada tahun 2023 untuk menciptakan lingkungan yang baik dan akses ke wanita.
Selain itu, indikator penguatan seksual juga meningkat dari 76,59 menjadi 76,90. Namun, itu adalah pencapaian domestik yang masih di bawah standar global, dengan GDI Indonesia di seluruh dunia 0,94 pada skala 0 hingga 1, dan kisaran indikator kepemilikan perempuan (WEI) di 0,568.
Meskipun ada banyak kemajuan, masih ada tantangan. Ketidaksetaraan seksual, akses terbatas ke layanan kesehatan dan kekerasan terhadap perempuan masih menjadi penghalang bagi banyak wanita dalam mencapai potensi penuh.
CEO Kesehatan Dasar dan Komunitas Indonesia dari Kementerian Kesehatan, Maria Endang Sumi, memberikan beberapa tantangan yang dimiliki wanita sehubungan dengan kesehatan.
Mulai dari masalah nutrisi, risiko penyakit yang tidak kompatibel, kesehatan reproduksi, kematian ibu, kesehatan mental dan masalah kekerasan perempuan dan anak -anak.
“Untuk mengatasi masalah ini, kita tentu tidak dapat melakukan upaya kita sendiri. Penting untuk bekerja sama melalui kementerian, seperti Kementerian Memperkuat Penguatan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, BKKBN dan berbagai lembaga lainnya, termasuk dengan unsur -unsur masyarakat lainnya, seperti sektor swasta dan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Veronica Tan, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak -Anak (PPPA) Indonesia mengatakan bahwa pemerintah juga terlibat dalam politik dan program yang mendukung kesetaraan seksual, yang direalisasikan dengan membangun lingkungan konduktif bagi perempuan untuk mengembangkan dan memberikan kontribusi, dan melibatkan pria sebagai mitra strategis untuk memperkenalkan perubahan yang abadi.
“Kami percaya bahwa berkat kerja sama yang erat dan langkah -langkah spesifik kami dapat mencapai perubahan serius dan seimbang dalam kehidupan wanita Indonesia. Saya juga berpikir bahwa ketika perempuan menerima peluang yang sama, berwenang di berbagai sektor dan pendidikan, ekonomi dan politik, perempuan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan bangsa,” katanya.
Sementara itu, Nila Moelooek, FNM Society, menambahkan bahwa di masa depan akan ada lebih banyak halaman yang menjaga tangan dan bersatu dalam sinergi untuk menciptakan wanita yang sehat dan diperkuat.
“Agar wanita dapat dapat, saya menyebut perempuan setidaknya untuk mendapatkan pendidikan wajib 12 tahun. Karena wanita menjadi lebih kuat, mereka tidak hanya berkembang, tetapi ekonomi semakin meningkat, kesehatan membaik, dan kemakmuran masyarakat semakin tumbuh,” katanya.
Lihat pesan dan artikel lainnya di Google News dan WA Canal