
Jasindo Syariah Optimistis Industri Asuransi Bisa Rebound dari Kinerja Negatif
PORTALTERKINI, Jakarta – Perusahaan asuransi umum Syariah PT Asuransi Jasindo Syariah optimis bahwa sektor asuransi Syariah akan meningkat di masa depan setelah awal tahun ini untuk mencatat kinerja negatif.
Sekretaris Korporat Jasindo Syariah Wahyudi mengatakan kinerja partainya pada kuartal pertama tahun 2025 adalah periode integrasi, terutama dalam konteks tantangan industri nasional. Ketika datang ke perusahaan, Jasindo Syariah mencatat pertumbuhan positif di banyak perusahaan yang berfokus pada perusahaan.
“Jadi, meskipun secara keseluruhan ada penyesuaian, kami cukup optimis, karena dasar -dasar kami kuat dan indikator masa depan menunjukkan kecenderungan pemulihan yang sehat,” kata Wahyudi pada hari Minggu (5/25/2025).
Wahyudi mengklaim bahwa perusahaannya tidak hanya memiliki pertumbuhan jangka pendek, tetapi juga lebih fokus pada keberlanjutan. Dengan cara ini, strategi perusahaan saat ini lebih fokus pada efisiensi operasional, digitalisasi dan penguatan kerja sama strategis.
Di sisi lain, Jasindo Syariah juga merupakan risiko selektif, sehingga peningkatan investasi sesuai dengan kualitas portofolio.
“Ini mungkin tidak segera terlihat dengan angka saat ini, tetapi pengaruhnya akan lebih lama,” katanya.
Variabel yang membuat perusahaan optimis bahwa industri asuransi Syariah masih memiliki masa depan yang cerah, adalah kecenderungan bagi masyarakat yang semakin menyadari pentingnya melindungi Syariah.
Selain itu, dukungan peraturan, demografi yang tinggi dari populasi Muslim dan potensi UMKM Syariah juga menjadi katalis positif untuk pengembangan industri asuransi Suriah di negara ini.
Wahyudi mengatakan bahwa selama ini, industri ini membutuhkan tidak hanya meningkatkan jumlah tetapi juga memperkuat dana, sehingga industri asuransi Syariah bisa menjadi sehat dan berkelanjutan.
“Memang, tantangannya tidak kecil, dari keterampilan kompetisi pasar, tetapi kami percaya bahwa dengan pendekatan adaptif dan kerja sama, kami dapat mengubah tantangan peluang ini,” pungkasnya.
Untuk informasi, industri asuransi Syariah memiliki kinerja negatif pada awal tahun. Berdasarkan statistik dari Dewan Jasa Keuangan (OJK), kerugian RP542.66 miliar terdaftar di Perusahaan Bisnis Bisnis Islam. Sementara itu, asuransi umum Syariah telah menerima 52% tahun (tahunan) dalam laba bisnis dasar 52% dalam 55,61 miliar rp.
Meskipun hasil untung dan rugi, asuransi jiwa Islam dari Februari 2025 telah mencatat kerugian setelah pajak Rp180,02 miliar, sementara syariah dalam asuransi umum mencatat kontraksi laba setelah pajak 20,7% pada 79,88 miliar.
Periksa artikel baru dan lainnya di Google News dan WA