
Profil Bimo Wijayanto, Calon Dirjen Pajak Baru Pilihan Prabowo
PORTALTERKINI, Jakarta – Bimo Vijayanto adalah berita utama di depan umum bahwa ia akan ditunjuk sebagai Direktur Jenderal Kementerian Keuangan.
Jika ini benar -benar dilakukan, Bimo Sureo mengubah status Direktur Jenderal mobil sebelumnya oleh Sureo Utomo.
Proses pelantikan dikatakan dengan pengangkatan letnan jenderal Zaka Budhati Utama, kepala sekretaris kebiasaan dan cukai, sekretaris utama tempat sampah.
Jadi, siapa yang benar -benar BImu Vijayanto? Profil Bimo Vijayanto
Perlu dicatat bahwa Gadjah memenangkan gelar di University of Female University (UGM) pada tahun 2000 dan mengambil program MBA di Universitas Queensland Australia Stralia dan lulus pada 2005.
Bemo juga menerima pendidikan lebih lanjut dari Australia Stralia Awards oleh Hadi Sostro Award, termasuk Program Post Dotoral, yang dijalankan di dua lembaga: Natasem dan DCID, Duke University. Dia juga memenangkan gelar doktor (PhD) di bidang ekonomi Universitas Canberra di Australia Stralia.
Dalam karirnya, Bemo menjadi dosen di UGM Fakultas Ekonomi dan Pendidikan Profesional Bisnis (PPA) pada 2007-2009.
Keduanya juga telah bekerja sebagai Direktorat Jenderal Kementerian Keuangan dari Januari 2003 hingga Januari 2010. Selain itu, ia menjabat sebagai ahli di kantor Presiden selama periode 2015-2016, dan mengambil alih sebagai asisten sub-dash untuk investasi strategis di Kementerian Koordinasi (Kenmaco Mars). Direktur Pemilihan Pajak
Sebelumnya, presiden Presiden Proabo Sabinto memanggil Bemo Viz, yang diprediksi menjadi kandidat untuk pejabat Ecolone I di Kementerian Keuangan (Camin).
Menurut pemantauan, kain yang tidak berpakaian -mengenakan batik Cocoalad, terlihat mengunjungi Istana Presiden di Jakarta pada hari Selasa (5/20/2025) dan mencapai sekitar 12,32 vibal.
Ada peluang besar untuk membayar Direktur Pajak Jenderal Pajak untuk menggantikan Sureo Utomo dalam berita penyiaran BIMO.
Ketika ditanya oleh wartawan untuk mengkonfirmasi panggilan di istana, BiMu hanya setuju bahwa ada panggilan dari kepala negara.
“Ya, tunggu saja. Ini disebut [presiden],” katanya sebentar kepada wartawan di kampus Palace Presiden.
Demikian pula, ketika ditanya tentang kemungkinan bekerja sebagai Direktur Jenderal di Kementerian Keuangan, BIMU tidak memberikan kepastian.
“Tunggu saja. Tunggu saja,” katanya.
Laporan Properti Bimu Vijayanto
BIMO terdaftar tiga kali untuk melaporkan Komisi Korupsi (KPK) untuk melaporkan propertinya melalui sistem E-LHKPN. Untuk pertama kalinya, ia melayani LHKPN pada tahun 2019, melayani LHKPN sebagai ahli utama dalam KSP, dengan total aset Rp 5,97 miliar.
Laporan kedua dirilis pada tahun 2020, ketika ia membuat R.P. 6.17 menjabat sebagai asisten untuk investasi strategis di Kementerian Hukum dan Budaya dengan kekayaan 6,17 miliar. Akhirnya, pada 15 Maret 2022, ia kembali memberi tahu propertinya kepada KPK – masih dalam situasi yang sama – dengan total kekayaan Rp 6,67 miliar.
Dengan luas 92 hingga 1.827 meter persegi, ia memiliki aset yogikarta, slimon, dan lima tanah yang tersebar di seluruh gedung. Semua aset ini diklaim sebagai hasil dari upaya mereka sendiri.
Rincian Uang Bimu Vijayanto Bhumi dan Bangunan: RP 8,8 miliar Kendaraan: RP 0 37 juta (Unit Toyota Fortuner TRD 2017) Properti Bergerak Lainnya: RP
Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel