
Beda Arah Pembiayaan dan Simpanan Bank Syariah pada April 2025
PORTALTERKINI, Jakarta – Kinerja pembiayaan dan pengumpulan deposito bank Islam bertentangan satu sama lain pada bulan April 2025.
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan yang didistribusikan oleh perbankan Islam meningkat sebesar 8,87% per tahun (tahun demi tahun/yoy) menjadi Rp653,44 triliun pada April 2025.
“Pembiayaan Perbankan Islam meningkat sebesar 8,87%, kontribusi asuransi Islam meningkat sebesar 8,04%, dan klaim pendanaan Islam meningkat sebesar 8,03%”, dikutip dalam pernyataan OJK resmi (3/6/2025).
Dari Ekonomi atau Dana Pihak Ketiga (DPK), Layanan Perbankan Islam mengumpulkan Rp734,9 triliun pada bulan keempat tahun ini, meningkat 7,08% oleh YOY dari RP686,34 triliun.
Tingkat pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang meningkat sebesar 5,68% yoy untuk mencapai Rp730,37 triliun.
Aset Perbankan Islam selama periode yang sama terdaftar dalam triliun RP954.51, mencerminkan pangsa pasar 7,44% dari Bank Nasional. Jumlahnya meningkat sedikit sebesar 7,42% pada bulan sebelumnya.
Selain itu, Laporan Pembiayaan (FDR) Syariah Bank Komersial (BUS) dan Unit Bisnis Syariah (UUS) terdaftar di 88,29% hingga April 2025, menurun sebesar 88,68% dibandingkan dengan Maret 2025.
Rasio antara modal atau modal (CAR) dari Bank Komersial (CAR) Syariah hingga 25,3% pada bulan April tahun ini, naik 25,1% pada Maret 2025.
Mengenai tingkat profitabilitas yang tercermin dalam aset/aset (ROA), industri perbankan Islam yang terdaftar Gambar 1,92%, menurun dari 2% pada bulan sebelumnya.
Mengenai kualitas pembiayaan, Bus dan UUS mendaftarkan Laporan Pembiayaan Bruto Nonobsolete (NPF) sebesar 2,25% pada bulan keempat 2025. NPF NET terdaftar di 0,89%
Dari penampilan likuiditas, rasio antara laporan setoran fluida/non-core (AL/NCD) dari bank komersial syariah mencapai 136,87%. Bank Komersial Syariah juga memiliki Laporan Peralatan Liquid (AL/DPK) juga pada tingkat 28,46% pada saat yang sama
Sebelumnya, dari kacamata bank Islam, punggung BCA Syariah mengungkapkan bahwa kondisi likuiditas yang cukup ketat telah dirasakan tahun ini.
Pranata, direktur BCA Syariah berharap bahwa biaya dana bank secara bertahap dapat berkurang setelah Bank Indonesia telah mengurangi tingkat bunga referensi (tingkat BI) ke tingkat 5,50% bulan lalu.
“Pengurangan biaya uang dapat memiliki pengurangan keunggulan pembiayaan yang didistribusikan dan diharapkan memiliki dampak positif pada sektor bisnis dan meningkatkan roda ekonomi nasional,” katanya kepada Bisnis, beberapa waktu yang lalu (27/05/2025).
Namun, optimis bahwa BCA Syariah dapat mencapai target kinerja pada akhir 2025, peningkatan 13-15% yoy untuk pendanaan dan 10-12% yoy untuk DPK.
Selain mempertahankan likuiditas, BCA Syariah mengatakan pihaknya dapat meningkatkan pembiayaan dari 18,3% yoy menjadi Rp10,9 triliun, dan DPK yang meningkat sebesar 28,3% menjadi Rp13,3 triliun pada April 2025.
Periksa berita dan item lainnya di Google News dan WA Channel