Prabowo Sebut Giant Sea Wall Jakarta-Gresik Butuh Anggaran Rp1.297 Triliun

PORTALTERKINI, Jakarta – Presiden Prabowo Subienanto menghitung pembangunan raksasa raksasa atau dinding laut raksasa di pantai utara Jawa hingga $ 80 miliar.

Prabowo menjelaskan bahwa proyek ini memperluas 500 kilometer (kilometer) dari Bannik ke Gresik.

Pada acara tertinggi di Konferensi Infrastruktur Internasional (ICI) 2025, Kamis (12/6/2025), ia menjelaskan: “Proyek ini adalah jarak yang jika saya tidak membingungkan 500 kilometer, dari Bann Jawa ke Gresik, dan perkiraan biaya membutuhkan $ 80 miliar.”

Menurutnya, Prabowo bermaksud untuk membentuk otoritas khusus untuk melaksanakan pengembangan dinding raksasa.

Selain itu, ia memperkirakan bahwa pembangunan GSW akan memakan waktu 15 tahun hingga 20 tahun.

“Kami segera mulai, saya telah memerintahkan tim untuk menunjukkan jalan perjalanan dan membangun mayat pantai utara Jawa dalam waktu dekat,” katanya. 

Sebelumnya, Menteri Infrastruktur dan Pembangunan Regional (IPK), Agus Harimurtti Yudhoyono (AHY) juga mengungkapkan bahwa pemerintah sejauh ini telah menggunakan maksimum 123,2 juta RPS untuk mendukung pembangunan penutur laut utara. 

Ahy menjelaskan bahwa anggaran RP123 triliun untuk mendukung pembangunan sekitar 41 kilometer (kilometer) direalisasikan di pantai di sekitar Jakarta.

“Jika Anda bertanya berapa banyak atau kurang kami telah melakukan penelitian di masa lalu, sekitar $ 8 miliar adalah sekitar $ 8 miliar atau triliun RP123 hanya untuk wilayah Jakarta, sekitar 41 kilometer,” kata Ahy ketika bertemu di Konferensi Infrastruktur Internasional di JICC (ICI) 2025 Adda, Jakarta, Jakarta, Jakarta, Jakarta, Jakarta.

Menurut ini, Ahy menunjukkan bahwa konstruksi yang direncanakan dari serigala laut raksasa di sepanjang Jawa (Pantora), yang meluas dari Bant ke Gresik, membutuhkan anggaran yang sangat jumbo.

Pada kesempatan lain, ia juga menekankan bahwa Ahy telah menunjukkan tantangan terbesar dalam pengembangan tembok laut raksasa, karena kurangnya dana yang tersedia untuk mendukung pengembangan tembok raksasa dari ujung pantai Bangton hingga lapar. 

“Jadi jangan bayangkan dari membangun laut raksasa dari akhir hingga akhir, kami membuat bendungan raksasa karena itu tidak mungkin, dan saya juga berpikir ada prioritas lain untuk melanjutkan,” kata Ahy.  

Dengan cara ini, Ahy mengatakan bahwa pengembangan infrastruktur dilakukan untuk mengurangi permukaan laut melalui berbagai program. Program ini dimulai dengan pembangunan dinding laut raksasa sampai pengembangan pengembangan regional untuk memindahkan sejumlah orang yang memungkinkan mereka bergerak. 

Selain itu, Ahy mengatakan upaya pemerintah untuk mengatasi banjir pasang surut juga dilakukan dengan menanam di depan pantai. 

“Pastikan strategi yang kami pilih pada saat itu benar -benar tepat. Misalnya, di daerah di mana populasi tidak terlalu dekat dan terlalu dekat, ada metode kebangkitan,” katanya.

Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *