
OJK Peringatkan DeepFake – Transparansi Algoritma Tantangan AI bagi Perbankan
PORTALTERKINI, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (LSM) menyoroti beberapa tantangan dalam menerapkan kecerdasan buatan di sektor perbankan.
General Manager Bank Direktur Umum Bank, Diane Ediana Rae, mengatakan ada beberapa tantangan di perbankannya, salah satunya adalah Deepfake.
“Kecerdasan buatan dikaitkan dengan kemajuan teknologi lainnya, ini disertai dengan tantangan yang tidak menguntungkan seperti penyalahgunaan Deepfak,” kata Diane pada awal Buku Manajemen Intelijen Buatan Indonesia pada hari Selasa (4/29/2025).
Deepfake adalah teknologi yang didasarkan pada kecerdasan buatan, terutama pembelajaran mendalam, yang digunakan untuk memanipulasi gambar, video atau suara, sehingga terlihat sangat meyakinkan sebagai aslinya, meskipun salah.
Teknologi ini sering digunakan untuk meniru wajah dan suara seseorang, terutama wajah dan suara selebriti.
Selain Deepfake, kurangnya transparansi algoritma atau kotak hitam Dian juga merupakan tantangan dalam menerapkan kecerdasan buatan pada perbankan.
“Maka tantangannya bisa dalam pengambilan keputusan, sensitivitas serangan online, dan topik etika dan kesiapan sumber daya manusia,” kata Diane.
Sementara itu, hari ini, ESK telah memulai buku manajemen kecerdasan buatan di perbankan Indonesia. Meluncurkan buku ini adalah bentuk dukungan untuk mempercepat transformasi digital sektor perbankan.
Diane mengatakan publikasi buku ini didasarkan pada berbagai referensi internasional dan nasional, termasuk hasil diskusi dari lembaga global.
“Dan juga dapat dikatakan bahwa kami memperhatikan berbagai peraturan yang dikeluarkan, seperti Komite Perbankan Basel,” kata Diane.
Selain itu, ESK juga mengacu pada undang -undang intelijen buatan Uni Eropa, serta pedoman dari kantor mata uang mata uang di Amerika Serikat.
Lihat berita dan item lain di Google News dan WA Channel