
Asean Percepat Transformasi Ekonomi Digital Asia Tenggara, Ini Strateginya
PORTALTERKINI, Jakarta – Asosiasi Negara -negara Asia Tenggara atau ASEAN menyiapkan sejumlah langkah untuk mempercepat transformasi ekonomi digital di wilayah tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk komunitas ekonomi ASEAN Satvinder Singh mengatakan bahwa partainya berkomitmen untuk mempromosikan pengembangan ekonomi digital di Asia Tenggara.
Singh menjelaskan bahwa komitmen itu terkandung dalam Rencana Sri Bagavan, yang berisi elemen -elemen utama yang lebih disukai untuk integrasi digital di Asia Tenggara.
Menurutnya, peta rute mempertimbangkan semua rencana dasar untuk transformasi digital menjadi ASEAN, termasuk Rencana Utama Digital ASEAN 2025, struktur integrasi digital ASEAN dan strategi keamanan siber ASEAN 2021-2025.
Menurut Singh, untuk mempercepat partisipasi ekonomi digital, negara -negara ASEAN dikembangkan dengan strategi ASEAN.
“Ini adalah visi 20 tahun, dan dari sisi ekonomi kami memiliki rencana visi lima tahun yang sangat rinci untuk di mana orang Asia ingin tumbuh dan bagaimana kami ingin tumbuh. Ini didukung oleh beberapa inisiatif dasar yang harus dipenuhi,” Singh menjelaskan pada hari Selasa (6/6/2025) pada tahun 2025 di forum di Asein-Korea Desk di Jakarta.
Dia mengatakan bahwa salah satu rencana termasuk kesimpulan dari perjanjian kerangka kerja tentang Ekonomi Digital ASEAN (DEFA). Singh mengatakan bahwa DEFA akan diintegrasikan sesuai dengan kerangka hukum untuk menghubungkan 10 negara ke ASEAN di bidang ekonomi digital.
Singh mengatakan bahwa ASEAN berharap untuk menciptakan ekosistem digital modern, inklusif, dan mengelola digital. Dia mengatakan bahwa proses negosiasi yang terkait dengan DEFA masih berlangsung.
“Diharapkan bahwa perjanjian akhir DEFA akan berakhir pada tahun 2026,” katanya.
Selain itu, ASEAN akan terus meningkatkan kerja sama dari pembayaran silang digital antara negara -negara anggota. Singh mengatakan bahwa ini adalah upaya strategis untuk lebih mempromosikan integrasi keuangan dan inklusi serta pengembangan ekonomi digital ASEAN.
Dia mengatakan bahwa saat ini, Asan sudah memiliki layanan ritel salib ritel (RPS), yang menghubungkan negara -negara anggota. Singh juga mengatakan bahwa sistem pembayaran sekarang dapat digunakan di luar ASEAN.
“Sekarang kami menghubungkan sistem ini dengan mitra kami, seperti Thailand dan Jepang. Lalu ada Hong Kong dan India,” tambahnya.
Selain itu, ASEAN juga akan meningkatkan upaya untuk mendigitalkan sektor perdagangan. Singh mengatakan bahwa Asia Selatan adalah salah satu daerah yang telah mengembangkan layanan jendela terpadu melalui platform untuk satu jendela ASEAN.
Dia mengatakan bahwa platform menjadi dokumen perdagangan di mana ia ditransfer dalam bentuk digital di antara 10 negara ASEAN. Dia berharap bahwa di masa depan layanan ini dapat dihubungkan dengan negara -negara di luar ASEAN, seperti Korea Selatan.
“Solusi digital, seperti interaksi koneksi negara lain, akan banyak membantu bisnis,” katanya.
Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel