BPJS Kesehatan Tanggung Biaya Klaim Berobat Rp60,18 Triliun per April 2025, Naik 4,89%

PORTALTERKINI, beban umum Jakart dari tunjangan atau klaim Program Asuransi Kesehatan Nasional (JKN) yang dibayar oleh BPJS Health dari tahun 2025 pada bulan Januari, mencapai 60,18 triliun rubel.

Ricky Augrira, kepala Departemen Hubungan Masyarakat BPJS, menjelaskan pembayaran klaim untuk bulan ini selama periode ini, berkisar antara 13 triliun rubel hingga 18 triliun.

“Pada waktu itu, setiap tahun atau tahun (per tahun), pengenalan beban hak istimewa pada April 2024 adalah 57,38 triliun Rs dan pada April 2025 untuk 60,18 triliun rubel.

Sementara itu, pada April 2025, pendapatan dari investasi di BPJS telah meningkat sebesar 2,05% tahun ini dan berharap bahwa pada Desember 2025, laba atas investasi dapat meningkat sebesar 6,46% tahun dalam balapan.

“Total pendapatan investasi yang telah diterapkan mencapai 1,57 triliun Rs, yang melebihi target RKAT 1,26 triliun Rs atau 124,23% dari rencana tersebut. Ini adalah bentuk efisiensi strategi investasi,” katanya.

Pemotongan menjelaskan bahwa investasi BPJS diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 87 tahun 2013. Dalam Pasal 30, ini mengatur investasi dalam investasi dana perlindungan sosial (DJ) dalam beberapa alat, serta persyaratan ke bank, termasuk deposito untuk panggilan dan deposito, kurang dari 3 bulan.

Kemudian investasi dalam sekuritas yang dikeluarkan oleh surat publik atau utang publik (Sun) dan sekuritas yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia atau Bank Indonesia Rupiah Securities (SRBI).

Dia menekankan bahwa BPJS Health terus mempertahankan komitmen terhadap stabilitas rentang perawatan kesehatan yang optimal dan wajar untuk memastikan stabilitas program JKN. Investasi DJS dilakukan sesuai dengan tujuan dan hasil RKAT akan dikembalikan ke Dizhea dalam perawatan kesehatan untuk membantu membiayai program JKN.

Selain itu, BPJ kesehatan akan terus memperkuat manajemen investasi yang transparan dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa dana yang dikendalikan aman, berkembang, memberikan keuntungan optimal untuk semua peserta JKN, dan, yang paling penting, penempatan kondisi stabilitas untuk DZHI medis.

“Efisiensi positif ini menunjukkan manajemen dinamika pasar yang terukur dan adaptif, serta terus mendukung stabilitas program JKN,” katanya.

Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *