
RI dan Arab Saudi Sepakati Kerja Sama Eksplorasi Sumber Daya Mineral
PORTALTERKINI, Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Arab sepakat untuk membangun kerja sama strategis di bidang sumber daya mineral untuk melanjutkan kemitraannya sejauh ini.
Menteri Energi dan Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi dan Mineral Arab Saudi meletakkan Biro Sumber Daya Energi dan Kantor Mineral pada Kamis (4/17/2025) di Biro Sumber Daya Energi dan Mineral (4/17/2025).
MSP yang ditandatangani termasuk penelitian dan penggunaan mineral, pengembangan industri untuk menggunakan teknologi waktu baru dalam kegiatan pertambangan.
Perjanjian ini terus memperkuat komitmen sinergi antara kedua negara di sektor energi dan sumber daya mineral. Sebelumnya, Indonesia dan Arab Saudi, pada 16 November 2022, Bali, yang mulai berlaku pada 16 Juni 2023, menandatangani MSP di sektor energi.
Selain tanda tangan MSP, kedua menteri juga mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas arah jangka panjang kerja sama dalam industri pertambangan.
Bahlill menekankan pentingnya kerja sama dalam manajemen mineral, terutama di antara dinamika geopolitik global saat ini.
“Mineral adalah salah satu kunci masa depan energi.
Ini juga menunjukkan sejumlah barang utama yang menjadi prioritas untuk kerja sama, termasuk nikel. Selain itu, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Selain nikel, kerja sama, timah, tembaga, emas dan besi adalah prioritas. Menurut Bahlil, kerja sama ini diharapkan untuk membuka cara untuk meningkatkan nilai tambah dan mengubah mineral nasional.
Arab Saudi menyambut kemungkinan kerja sama ini. Melihat pengalaman panjang Indonesia dalam pengembangan sumber daya mineral, Arab Saudi berharap bahwa kerja sama ini melibatkan pengembangan sumber daya sumber daya manusia, berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam industri pertambangan.
Menteri Bandar mengatakan ada tiga prioritas utama Arab dalam kerja sama ini. Pertama, peningkatan impor produk pertambangan untuk mendukung perdagangan dua jalan.
Kedua, memperkuat rantai pasokan industri mineral. Ketiga, ciptakan kemitraan dalam perdagangan dan investasi, termasuk potensi kerja sama antara kedua negara.
Selain itu, ini juga menekankan pentingnya forum mineral berikutnya (forum calon mineral), yang secara teratur dipimpin oleh pemerintah Arab Saudi. Menurutnya, forum ini adalah forum untuk mengumpulkan pemangku kepentingan global dari industri mineral untuk mengeksplorasi peluang strategis.
Selain itu, kerja sama ini sejalan dengan Visi Saudi Arab 2030, yang menawarkan industri pertambangan salah satu kolom utama yang terkait dengan diversifikasi pasca -kolonial.
Dengan Visi 2030, Arab Saudi berkomitmen untuk mengembangkan industri pertambangan penambangan yang berkelanjutan dan global, dengan fokus pada potensi potensi mineral seperti emas, fosfat, bayxite dan logam darat langka.
Bandar berharap bahwa strategi ini dapat menciptakan lapangan kerja, menarik investasi asing dan menciptakan rantai nilai lokal yang kuat.
Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan WA