
Budi Arie Blak-blakan Musuh Utama Kopdes Merah Putih
PORTALTERKINI, Menteri Jakarta dari koperasi Buddhi Ary Setiadi, mengakui ketakutan, kecurigaan, dan keraguan dari masyarakat, menjadi musuh utama dalam pembentukan 80.000 desa/co -op Kelurakhan (copy/kel) ukuran Putikh.
Ini ditransfer ke komisi kami bekerja dengan Menteri Kerjasama di DPP -Seno DPP, Senin (26.06.2025).
“Dalam berbagai kasus, saya selalu mengatakan bahwa ada tiga musuh dalam salinan merah dan putih. Satu, takut. Dua, kecurigaan. Tiga, keraguan. Karena kami takut dipahami atau tidak, curiga bahwa desa ini akan atau tidak terkait,” kata Buddi.
Nah, Ketua Umum Pro Jokowi (ProJO), juga mengakui peserta sosial yang rendah dan gambar negatif koperasi negatif. “Berapa banyak orang yang masih tidak percaya pada koperasi,” tambahnya.
Selain itu, Kementerian Koperasi (Kemenkop) juga mengidentifikasi sejumlah masalah lain dalam pembentukan salinan merah dan putih. Salah satu perbedaan dalam potensi sumber daya manusia (SDM) di semua wilayah dan kemungkinan penipuan, jika putih -putih tidak disalin secara profesional dan transparan, dengan potensi keberlanjutan pada karyawan dan perusahaan.
“Ini adalah pertanyaan yang benar-benar tentang permainan perjudian kami tentang koperasi di mana program copy/kel-putih-putih-putih yakin bahwa jika itu bekerja dengan baik, itu akan mengarah pada sistem sosial-ekonomi yang lebih sederhana, karena penyebaran keadilan, keadilan sosial yang lebih material, serta keadilan keuangan sesuai dengan cita-cita,” katanya.
Namun, menurut Buddhi, keberadaan 80.000 merah dan putih menjadi senjata terakhir untuk mengatasi ketidakadilan keuangan yang panjang di Indonesia.
Apakah percaya bahwa salinan merah -putih akan berhasil dengan mewujudkan tiga kunci, yaitu sumber daya manusia bersama, kelembagaan dan bisnis dan ekosistem.
Dia mengatakan secara rinci bahwa sumber daya manusia yang kooperatif termasuk kepemimpinan, pemimpin dan pemimpin yang terus menjalani pelatihan hari -hingga hari. Kemudian jenis bisnis yang sesuai dengan potensi setiap desa. Selain jenis bisnis yang menghasilkan uang tunai biasa dan transparansi administrasi.
Di masa depan, pinjaman memenuhi kebutuhan, IPC untuk staf koperasi, dana distribusi, dan akhirnya, rasa kepemilikan dalam koperasi itu sendiri harus dibangun secara konstan.
Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel