Impor Barang Konsumsi Anjlok 14,28% Jelang Ramadan, BPS: Ketersediaan Pasokan Cukup

BISNIS.com, Jakarta – Badan Statistik Pusat atau BPS melaporkan bahwa impor barang -barang konsumen yang dialami pada bulan Januari hingga Februari 2025 atau sebelum Ramadhan dan Idul Fitri 14,28%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa penurunan itu terutama karena pengurangan impor beras yang berkontribusi terhadap 13,87% kumulatif.

“Karena impor beras lebih rendah pada bulan Januari di bulan Februari dari tahun lalu, karena terkait dengan ketersediaan pasokan beras di pedalaman,” katanya pada konferensi pers pada hari Senin (3/17/2025).

Selain beras, Amalia mengatakan bahwa bahan bakar monitor dan diesel atau bahan bakar diesel juga menurun selama periode itu.

Dalam satu tahun atau tahun ke tahun (YOY), impor barang -barang konsumen juga menunjukkan penurunan 21,05% pada Februari 2025. Di mana beras menyumbang penurunan 15,07%.

Sementara monitor warna menyumbang pengurangan 2,66% dan diesel untuk filotiv mobil dengan pangsa 1,01% pada Februari 2025.

Karena pengurangan impor barang konsumen adalah bulanan (bulan ke bulan/MTM), nilai impor barang konsumen telah turun 10,61% dan volume telah turun 27,63%.

Kontributor paling penting untuk penurunan, yaitu produk buah seperti jeruk dan apel, telah mengurangi impor US $ 29,2 juta dan $ 17,9 juta. Sementara kasus di pintu masuk Chili (HS 09) mencapai $ 16 juta pada Februari 2025.

Selama impor daging hewani, dikurangi $ 44,8 juta, terutama dari daging beku sapi (HS 02023000), dengan nilai impor $ 43,5 juta dari bulan sebelumnya.

Selanjutnya, barang -barang konsumen yang mengalami penurunan bulanan adalah barang biji -bijian, termasuk beras yang turun $ 37,8 juta. Terutama dari setengah kali atau sepenuhnya darat beras (HS 1006309), yang nilai impornya turun $ 37,07 juta dibandingkan dengan Januari 2025.

Menurut kelas untuk penggunaan barang, penurunan nilai impor barang konsumen adalah jenis transportasi terbesar, bukan untuk industri yang turun 37,65% MTM dan telah diberi makanan dan minuman (terutama) untuk rumah tangga 36,29% (MTM).

Sementara barang habis pakai dari kelompok minuman dan makanan (proses) untuk rumah tangga, 20,74% (MTM).

Secara umum, nilai impor mencapai $ 18,86 miliar pada Februari 2025, baik bulanan maupun setiap tahun dalam satu bulan dan tahunan 5,18% dan 2,30%.

Sementara nilai ekspor untuk Indonesia telah mencapai $ 21,98 miliar, atau peningkatan 2,58% MTM dan 14,05% (YoY).

Akibatnya, saldo perdagangan Indonesia dalam barang -barang Indonesia berlanjut sisa -sisa 58 bulan berturut -turut, yang pada bulan Februari 2025 mencatat surplus $ 3,12 miliar.

Periksa berita dan artikel lain tentang Google News dan WA Channel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet tambakbet