
RI dan China Jajaki Kerja Sama Pengembangan Pusat Inovasi AI Asia Tenggara
PORTALTERKINI, Jakarta – Indonesia dan Cina sedang membahas rencana pengembangan Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dan untuk penciptaan pusat inovasi AI yang umum di wilayah Asia Tenggara.
Ini ditemukan ketika komunikasi dan Menteri Menjdigi Meutya Hafid bertemu Nanning, Provinsi Guangxi, Cina, Nong Shengwen.
“Kerjasama infrastruktur digital antara Indonesia dan Cina adalah kerja sama terbesar dengan negara lain.
Meutia menyatakan minatnya untuk memperluas kerja sama AI di kota Nanning sebagai inspirasi keberhasilannya di pusat kota pintar berdasarkan AI.
Menurut Meuty, pengembangan AI di Indonesia juga bertujuan mendukung sektor pertanian sesuai dengan visi Presiden Prabova Subanto untuk meningkatkan keamanan pangan.
“Dalam pengembangan teknologi AI, kami siap bekerja sama dengan berbagai negara, termasuk Cina.
Nanning, sekretaris partai kota, Nong Shengin, mengatakan kewajibannya untuk memperkuat hubungan antara kedua negara melalui inovasi teknologi.
Nong Schwwin juga menekankan bahwa Nanning bersedia memberikan bantuan penuh, termasuk kebijakan dan objek, perusahaan Indonesia yang ingin berpartisipasi.
“Kami berharap dapat membangun pusat kerja sama AI dan inovasi antara Cina dan ASEAN di Indonesia dengan dukungan penuh dari komunikasi dan pelayanan digital,” jelasnya.
Sebelum itu, Presiden Prabowa telah menyerukan siswa di negara itu untuk menguasai kecerdasan buatan dalam pengembangan teknologi dan sains.
Menurut pendapatnya, daftar implementasi anggaran (DIPA) dan buku -buku untuk mentransfer anggaran 2025 (TKD) dan 6.0 versi dari versi katalog anggaran elektronik. Acara ini pada hari Selasa (10 Desember 2014) di Istana Nasional di Jakarta.
“Serangan dunia maya semakin bekerja karena kita harus bekerja, terutama produksi anak -anak yang membawa teknologi ini yang mengendalikan kecerdasan cyber, buatan,” katanya di forum.
Orang nomor satu di Indonesia mengungkapkan alasan bahwa pemerintah lebih suka prioritas dalam anggaran negara pada tahun 2025 pada Rp724,3 triliun sehingga siswa dapat beradaptasi dengan kecepatan pengembangan teknologi.
“Kami akan fokus pada pendidikan, yang kami sebut sains, teknologi, teknik, matematika. Kami mendapatkan, meskipun kami akan mengembangkan bidang lain,” katanya.
8. Presiden Republik Indonesia menekankan bahwa pemerintah harus selalu memperhatikan. Mengingat bahwa banyak pihak tidak ingin Indonesia menjadi negara maju.
“Jadi kami optimis bahwa meskipun kami masih harus memperhatikan.
Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel