Bos BI Sebut Suku Bunga Bank Perlu Diturunkan, Ini Alasannya

Business.com, Jakarta – Indonesia (BI Bank) telah dipertimbangkan untuk mengurangi suku bunga kredit dan cadangan bank untuk mempromosikan distribusi kredit.

Gubernur BI Perry Wargio telah mengungkapkan bahwa tingkat bunga peralatan di pasar mata uang, seperti Securities Rupee (SRBI) dan Securities State (SBN), memiliki tren untuk menurun setelah tingkat tujuan bank sentral dikurangi pada bulan Januari.

“Namun, suku bunga perbankan masih relatif tinggi,” katanya pada konferensi pers pada rapat dewan Gubernur (RDG) pada hari Rabu (5/21/2025).

Dia menjelaskan, ada kecenderungan bagi beberapa bank untuk menawarkan suku bunga deposito yang lebih dari yang diterbitkan.

Setelah itu, Perry melanjutkan bahwa suku bunga perbankan relatif tinggi, yaitu 9,19 % pada April 2025.

Oleh karena itu, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tujuan input perlu mengurangi suku bunga perbankan untuk mempromosikan distribusi kredit.

Selain itu, ia mengatakan bahwa pada bulan keempat tahun ini, distribusi pinjaman bank meningkat sebesar 8,88 % (tahun demi tahun/yoy), yang kurang dari Maret 2025, yang merupakan 9,16 % yoy.

Dia menambahkan, “Dalam hal pasokan, kepentingan pinjaman oleh bank masih baik, terutama di sektor pertanian, listrik, gas, dan layanan air dan sosial.”

Selain itu, Perry mengatakan bahwa kondisi likuiditas di Bank Nasional masih baik di Bank Nasional, meskipun dana pihak ketiga (DPK) lambat.

Pada Januari 2025, DP Banking meningkat 5,51 % yoy, tetapi pada bulan April 2025 menurun pada level 4,55 % yoy.

“Situasi ini mempromosikan kebutuhan untuk meningkatkan persaingan dan sumber pembiayaan lainnya dalam pendanaan antar bank,” Perry menjelaskan.

Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan King Channel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *