
Pertumbuhan Investasi Melambat, Ekonom Ungkap Penyebab dan Dampaknya
PORTALTERKINI, Jakarta – Pertumbuhan investasi Indonesia pada kuartal pertama 2025 menyenangkan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pengurangan permintaan dianggap sebagai alasan.
Pusat Ekonomi untuk Reformasi tentang Ekonomi (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet dijelaskan dari luar, ketidakpastian global yang diperoleh dari kebangkitan perang dagang dapat menjadi bagasi untuk penurunan langsung dalam investasi.
Yusuf memberikan contoh pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat (AS) dan Cina memiliki potensi untuk memperlambat karena perang dagang. Akibatnya, ada penurunan permintaan barang -barang dasar dari ekspor Indonesia seperti minyak kelapa sawit (CPO) dan batubara dari negara -negara ini.
“Ini diperburuk oleh runtuhnya indeks harga energi dari 100,8 dari 2024 menjadi 94,5 pada tahun 2025. Pengurangan harga ini tidak hanya mencegah pendapatan ekspor, tetapi juga mengurangi daya tarik sektor pertambangan untuk investor,” Yusuf menjelaskan kepada Bisnis, Selasa (4/29/2025).
Selain tekanan eksternal, ia percaya bahwa faktor internal juga melemahkan hasil investasi. Menurutnya, ketidakamanan politik dan kebijakan fiskal selama transfer pemerintah mendorong peserta bisnis untuk menunggu dan mengendalikan (menunggu dan melihat).
Akibatnya, bisnis memperluas perluasan peraturan dan insentif yang disediakan oleh pemerintah baru lebih jelas.
Di sisi lain, ia melanjutkan, penyimpangan yang terjadi pada bulan Januari -Februari 2025 adalah sinyal melemahnya permintaan internal. Meskipun secara teknis mengurangi harga barang, Joseph menemukan bahwa penyimpangan mencerminkan penurunan kekuatan pembelian orang.
“Yang akhirnya mengurangi harapan pasar internal sebagai tujuan investasi dan juga membuat bisnis berkembang untuk meningkat,” katanya.
Selain itu, Yusuf melihat kondisi keuangan universal dan internal juga mempengaruhi investor untuk berpikir dua kali tentang investasi. Prospek ketidakpastian global dan kenaikan harga barang impor membuat bank sentral cenderung memiliki bunga.
Dia memberi contoh julukan Bank Sentral Federal Reserve AS. Akibatnya, bank sentral dari negara lain, seperti Indonesia, lebih lama untuk mempertahankan tingkat bunga yang tinggi untuk menahan modal asing dari pasar keuangan domestik.
Dengan demikian, Joseph percaya bahwa biaya pinjaman akan meningkat. Setidaknya ini dapat dilihat dari indikasi pertumbuhan pertumbuhan pinjaman bank sebesar 10,3% setiap tahun (tahun tahunan/tahunan) dari Februari menjadi 9,16% setiap tahun pada bulan Maret 2025.
“Meskipun pinjaman investasi masih tumbuh hingga 13,36% setiap tahun, keterlambatan dalam konsumsi dan pinjaman pinjaman menunjukkan pengurangan dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan, yang pada akhirnya mendukung perluasan sektor nyata,” katanya.
Masalahnya adalah bahwa Yusuf yang sedang berlangsung, investasi adalah salah satu komponen penting dalam pengembangan produk domestik bruto (PDB). Tahun lalu, misalnya, investasi berkontribusi pada 29,15% dengan pengembangan PDB Indonesia (tertinggi kedua setelah konsumsi rumah tangga).
“Ketika pertumbuhan PMTB [investasi] diperlambat, kontribusinya terhadap PDB menurun. Dengan demikian, menunda investasi adalah salah satu faktor utama untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada awal 2025,” Yusuf menyimpulkan.
Menunda data
Menteri Investasi dan Pemimpin Down/BKPM Rosan Roleslana mengumumkan bahwa realisasi investasi mencapai 465,2 triliun rp pada bulan Januari -Maret 2025. Realisasi meningkat sebesar 15,9% setiap tahun.
Namun, ada perlambatan pertumbuhan di waktu yang sama tahun lalu.
BKPM mencatat realisasi investasi yang mencapai RP401,5 triliun pada kuartal pertama 2024, di mana angka meningkat 22,1% setiap tahun. Artinya, pertumbuhan investasi tahun lalu lebih tinggi dari tahun ini.
Rosan tidak ingin mengomentari perlambatan pertumbuhan investasi. Namun, ia juga menekankan banyak masalah.
Mantan kepala Kamar Dagang dan Indonesia (Kadin) mengatakan partainya ingin terus meningkatkan iklim investasi negara itu.
“Bagaimana kami memberikan lebih banyak keamanan tentang waktu, kedua lisensi,” Rosan menjelaskan pada konferensi pers di kantor BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (4/29/2025).
Dia juga menekankan masalah dengan preman, yang mengganggu iklim investasi. Rosan mengklaim telah menerima keluhan investor tentang masalah tersebut.
“Kami juga berhubungan dengan pemimpin kepolisian nasional, serta dengan otoritas setempat, untuk memastikan bahwa hal -hal ini tidak terjadi karena mereka memiliki dampak negatif pada investasi yang masuk,” kata Rosan.
Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel