Marak Pesan Penipuan kepada Konsumen, OJK Minta Bank Minimalkan Penggunaan SMS

PORTALTERKINI, Jakarta – O Jakarta menunjukkan bagaimana kejahatan komputer baru yang menggunakan burgu transmisi lokal palsu (BTS) untuk menyebarkan pesan palsu palsu atas nama bank.

Mengontrol Layanan Keuangan Pengawas Pengawasan Kontrol, Perlindungan Perlindungan Pelanggan (OJK) Fullic Levyasari Devi Devi, menjelaskan bahwa laporan ini bukan dari penipuan kejahatan.

Media di media disebut “Ini bukan teks dari bank yang tidak menghasilkan apa -apa, tetapi dia adalah orang yang menggunakan bit palsu dan menyebar ke masyarakat. Ini berbahaya.” 

Menurutnya, salah satu alasan utama dalam kebangkitan kasus ini adalah menggunakan jaringan 2G oleh banyak penyedia layanan seluler. Ini memungkinkan infiliator untuk infilter ke dalam sistem komunikasi.

Menanggapi fenomena ini, Kiiki mengatakan regulator memanggil empat bank besar untuk meminta klarifikasi dan mengurangi langkah -langkah. Bank -bank ini telah menerapkan sosialisasi melalui berbagai forum, termasuk media sosial untuk mendidik klien yang terkait dengan cheat ini.

Beberapa bank secara sosial secara sosial secara sosial, dan kami menyarankan mereka untuk menjadi beberapa bank yang belum saya beri nama empat bank yang kami sebut sejumlah besar pengguna.

Kiki juga mengatakan bahwa Oji juga mengatakan bahwa saat ini ada pembicaraan dari sektor perbankan untuk mengurangi ketergantungan pada pemberitahuan pelanggan. Selain itu, ia juga meminta publik untuk tetap waspada dan tidak percaya pada pesan singkat atas nama bank. Jika Anda menerima telepon atau pesan yang mencurigakan, publik tidak perlu panik dan langsung terhubung ke bank melalui saluran resmi.

“Pendahuluan yang paling sederhana adalah bahwa bank tidak dihubungi kepada kami dan kami tidak harus menghubungi bank, tetapi kami harus berada di bank, tetapi menurut saya, tetapi menurut saya,” kata Mr. Kiki.

Kiki menunjukkan rezim umum yang digunakan oleh para pelaku dengan menghubungi korban dan mengklaim sebagai bank yang menginformasikan adanya transaksi yang mencurigakan seperti di luar negeri. Ketika korban menolak untuk beroperasi, pelaku berpura -pura membatalkannya dengan mengajukan kode seluler korban.

Karena kepanikan, banyak korban telah memberikan kode tanpa diketahui bahwa OTP sebenarnya digunakan untuk menempati akunnya.

Dia menekankan bahwa OTP hanya boleh dimasukkan dalam peralatan pribadi pelanggan dan tidak boleh diberikan kepada siapa pun, termasuk mereka yang mengaku berasal dari bank.

“Intinya adalah sangat panik,” katanya. Jika kita dihubungi seperti ini, kita harus mematikan telepon, “katanya.

Tinjau pesan dan artikel lainnya di Google News dan saluran saluran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *