
2 Tahun Insentif Spektrum Menggantung, Pengusaha Telekomunikasi Menjerit
PORTALTERKINI, Jakarta – Asosiasi Komunikasi Argans di seluruh Indonesia (ATSI) mengeluh tentang beban biaya media yang terus tumbuh di tengah meningkatnya pendapatan operator seluler.
ATSI memberikan rekomendasi untuk proposal tentang biaya peraturan pada tahun 2023. Namun, dua tahun pemerintah tidak pernah memberikan jawaban.
Wakil Ketua Etsy Marszis mengatakan diskusi regulator masih berlangsung.
“ATSI telah melakukan penelitian dua tahun lalu pada tahun 2023, mungkin jika Anda ingin [pemerintah] lagi untuk mempertimbangkan nomornya lagi, siapa tahu itu akan turun lagi,” kata Merza tentang sisi MoU -untuk Forum Digital 2025, Rabu (5/2/2025 Maret).
Sebelumnya, GSMA (Global System for Mobile Communications) menyatakan bahwa rasio biaya spektrum frekuensi tahunan di Indonesia mencapai 12,2% pada tahun 2023. Rasio ini didasarkan pada pendapatan operator seluler di Indonesia.
Artinya, 12,2% dari semua pendapatan yang terdaftar oleh operator mengalir untuk mengkompensasi biaya spektrum frekuensi. Jika operator seluler memiliki pendapatan 100 triliun, maka sekitar 12,2 triliun termasuk dalam saku pemerintah.
GSMA mengharapkan rasio spektrum frekuensi di Indonesia mencapai 20% pada tahun 2030 jika pemerintah tidak berfungsi. Sejauh ini, pemerintah belum berperan dalam kaitannya dengan biaya normatif.
Merza mencurigai proses pertimbangan yang lambat tentang biaya regulasi yang terjadi di pemerintah Pedibo Plybo, termasuk Kementerian Komunikasi dan Teknologi Digital (Komdigi).
Marza berharap bahwa diskusi tentang komandan batin dapat terjadi lebih cepat, di tengah banyak program pemerintah saat ini. Industri ini akan berusaha terus bertahan sebanyak mungkin.
Marza menambahkan untuk membahas insentif spektrum frekuensi, ATSI bekerja sama dengan Indonesia Internet Services Association (APJII) dan Indonesian Field Manager (Pandi) akan mengedit forum digital digital 2025.
APJII mengungkapkan “banjir” perusahaan internet, yang sulit untuk diperhitungkan. Sementara itu, ATSI mengangkat pertanyaan tentang proses serikat antara operator komunikasi di tengah -tengah kondisi yang cukup sulit dan biaya regulasi yang tinggi.
Periksa berita dan artikel lainnya di Google News dan WA